1. Bila Anda menjadi pemimpin, bagaimana :
a. Menyikapi konflik yang terjadi di dalam organisasi yang Anda pimpin?
Konflik adalah salah satu hal yang kerap kali terjadi dalam lingkungan kerja. Yang menjadi masalah, konflik kerap kali tidak tertangani dengan baik sehingga menimbulkan dampak buruk bagi individu dalam organisasi. Oleh karena itu, organisasi perlu memahami bagaimana seluk beluk konflik, dampak dan cara menyikapinya. Berikut ini cara-cara menyikapi konflik yang terjadi di dalam organisasi :
· Konflik yang muncul di lingkungan kerja harus segera ditangani sebelum skalanya meninggi, karena konflik berpotensi menurunkan level engagement karyawan, dan berpeluang untuk menghasilkan absensi hingga turnover.
· Manajer dan pemimpin seharusnya punya peran yang lebih dalam menyelesaikan konflik, baik itu memfasilitasi diskusi ataupun terjun langsung. Namun, idealnya setiap orang punya tanggung jawab yang sama dalam menangani konflik.
· Konflik berpengaruh pada kinerja organisasi, tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola. Konflik yang positif akan memunculkan semangat bersama, sementara konflik negatif akan menghasilkan demotivasi hingga emosi negatif lainnya.
· Conflict management training mungkin bisa jadi opsi training yang penting bagi karyawan-karyawan Anda. Ini merupakan investasi yang perlu Anda lakukan demi menjaga kinerja individu, tim dan organisasi.
Dan dampak negatif dari konflik dalam organisasi :
Dampak terbesar konflik bagi organisasi adalah kerugian dalam hal waktu yang dihabiskan untuk berkonflik. Seharusnya, waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan yang lebih bermanfaat. Rata-rata hasil survei menunjukkan bahwa tiap orang menghabiskan sekitar 2.1 jam per minggu, atau setara dengan sehari per bulan, untuk mengatasi berbagai konflik dalam lingkungan kerja. Konflik yang timbul juga bisa jadi makin memanas dan jadi lebih serius. Sekitar 89% karyawan mengaku pernah mengalaminya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan.
Sementara itu, dampak konflik bagi individu yang terlibat juga tidak kalah buruknya. Lebih dari seperempat (27%) mengaku pernah mengalami ketidaksepahaman dalam lingkungan kerja yang kemudian mengarah kepada serangan secara personal, bahkan 25% mengaku pernah menemui konflik yang berpengaruh terhadap level absensi karyawan. Intinya, konflik yang tidak terselesaikan dengan baik sangat berpengaruh terhadap level engagement karyawan.
Ketika konflik muncul dalam sebuah tim, maka konflik tersebut juga akan mengganggu kinerja tim. 67% mengaku pernah menghindari rekan kerja akibat konflik di lingkungan kerja. 57% menyatakan bahwa mereka meninggalkan konflik dengan emosi yang negatif, antara lain perasaan marah, demotivasi hingga frustrasi. Tentunya ini termasuk konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan baik.
Sebaliknya, jika konflik dapat ditangani dengan baik dapat menghasilkan energi yang positif. 76% menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hasil akhir yang baik setelah mengalami konflik. Sekitar seperlima (22%) mengaku bahwa mereka menyukai konflik, karena hal tersebut memunculkan keyakinan bahwa isu tertentu yang muncul sudah ditangani dengan baik.
Sementara itu, dampak konflik bagi individu yang terlibat juga tidak kalah buruknya. Lebih dari seperempat (27%) mengaku pernah mengalami ketidaksepahaman dalam lingkungan kerja yang kemudian mengarah kepada serangan secara personal, bahkan 25% mengaku pernah menemui konflik yang berpengaruh terhadap level absensi karyawan. Intinya, konflik yang tidak terselesaikan dengan baik sangat berpengaruh terhadap level engagement karyawan.
Ketika konflik muncul dalam sebuah tim, maka konflik tersebut juga akan mengganggu kinerja tim. 67% mengaku pernah menghindari rekan kerja akibat konflik di lingkungan kerja. 57% menyatakan bahwa mereka meninggalkan konflik dengan emosi yang negatif, antara lain perasaan marah, demotivasi hingga frustrasi. Tentunya ini termasuk konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan baik.
Sebaliknya, jika konflik dapat ditangani dengan baik dapat menghasilkan energi yang positif. 76% menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hasil akhir yang baik setelah mengalami konflik. Sekitar seperlima (22%) mengaku bahwa mereka menyukai konflik, karena hal tersebut memunculkan keyakinan bahwa isu tertentu yang muncul sudah ditangani dengan baik.
b. Cara memotivasi bawahan agar giat bekerja
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan tertentu demi mencapai tujuan. Berikut ini 10 cara memotivasi bawahan agar giat bekerja :
1. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi sebelum memotivasi orang lain. Ia tidak dapat memotivasi orang lain jika dia sendiri tak memilikinya. Sikap seorang pemimpin akan berpengaruh langsung terhadap sikap karyawan. Oleh karena itu, pemimpin harus mengendalikan suasana hati dan menunjukkan hanya sikap yang positif dan menghindarkan hal-hal yang bersifat negatif.
2. Motivasi memerlukan tujuan. Anda harus mengetahui persis apa yang ingin dicapai. Dengan demikian, Anda akan termovasi.
3. Motivasi terbagi dalam dua tahapan. Pertama, mengindentifikasi tujuan masing-masing individu dalam tim. Kedua, menunjukkan cara untuk mencapainya.
4. Motivasi bisa berubah sewaktu-waktu. Melalui pertemuan, komunikasi yang baik dan dan jenis interaktif komunikatif lainnya, motivasi akan dapat dipertahankan secara konsisten.
5. Motivasi membutuhkan penghargaan. Menurut psikolog, motivasi orang yang bekerja keras banyak hanya untuk mendapatkan pengakuan atau penghargaan di depan publik pada saat yang tepat.
6. Partisipasi membangkitkan motivasi. Partisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan sangat motivatif. Setiap anggota akan termotivasi bila dilibatkan dalam kegiatan bersama.
7. Kemajuan yang dicapai mampu menciptakan motivasi karena kemajuan tersebut bisa memberikan arti yang sangat besar bagi setiap individu. Besarnya kemajuan yang dicapai oleh tim dan kontribusi kita sebagai angggota merupakan hal yang membanggakan.
8. Memenangkan persaingan. Persaingan akan membangkitkan motivasi bila semua orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menang. Apabila peluang tidak sama, yang termotivasi hanyalah mereka yang berada di atas, sedangkan yang di bawah dan tak memiliki peluang tidak akan termotivasi.
9. Tiap individu memiliki potensi motivasi. Sebagai pemimpin, Anda harus mampu memunculkan potensi yang dimiliki orang yang Anda pimpin
10. Rasa memiliki akan mebangkitkan motivasi. Orang akan termotivasi untuk membangun usaha timnya bila ia merasa menjadi bagian dari tim.
c. Gaya kepemimpinan yang efektif
Gaya kepemimpinan didasarkan berdasarkan empat macam kepribadian manusia yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Saya tidak tahu darimana asalnya kharisma mereka, tetapi saya yakin bahwa kelebihan itu adalah anugerah dari Tuhan yang adil. Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji. Yah, itu saja, tanpa adanya komitmen untuk berubah. Banyak yang datang, tetapi banyak juga yang pergi. Gaya kepemimpinan karismatis bisa efektif jika :
1. Mereka belajar untuk ber-komitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Mungkin inilah satu-satunya masalah mereka, seumur hidupnya.
2. Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka. Yah, anda sendiri yang tahu kelemahan anda, kan saya bukan paranormal. Yang saya tahu, kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.
1. Mereka belajar untuk ber-komitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Mungkin inilah satu-satunya masalah mereka, seumur hidupnya.
2. Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka. Yah, anda sendiri yang tahu kelemahan anda, kan saya bukan paranormal. Yang saya tahu, kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin. Gaya kepemimpinan diplomatis ini akan efektif bila :
1. Berjuang untuk berubah. Anda harus berprinsip, “Mereka yang tidak bergerak berarti mati!”
2. Hidup ini tidak selalu win-win solution. Ada kalanya terjadi win-loss solution. Pihak yang kalah tidak harus selalu anda !
1. Berjuang untuk berubah. Anda harus berprinsip, “Mereka yang tidak bergerak berarti mati!”
2. Hidup ini tidak selalu win-win solution. Ada kalanya terjadi win-loss solution. Pihak yang kalah tidak harus selalu anda !
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila :
1. Rasanya gak ada neh...soalnya kepribadian ini memang efektif, paling efektif dari semua kepribadiaan. Sekaligus paling dingin!
1. Rasanya gak ada neh...soalnya kepribadian ini memang efektif, paling efektif dari semua kepribadiaan. Sekaligus paling dingin!
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Tidak ada model kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya selain pemimpin dengan kepribadian biru ini. Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Sabar ? Tentu saja. Murah hati ? Tepat sekali. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Yang paling mengerikan dari pemimpin berkepribadian biru ini adalah emosinya. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat. Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
1. Dia berhasil mengatasi kelabilan emosionalnya, dan seringkali ini adalah perjuangan seumur hidupnya.
2. Belajar mempercayai orang lain alias membiarkan mereka melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.
1. Dia berhasil mengatasi kelabilan emosionalnya, dan seringkali ini adalah perjuangan seumur hidupnya.
2. Belajar mempercayai orang lain alias membiarkan mereka melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.
2. NARKOBA
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain itu narkoba mempunyai sebutan lain yaitu “napza” yang artinya narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis. Efek yang ditimbulkan oleh narkoba :
· Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
· Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
· Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
· Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
· Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Jenis-jenis narkoba ada 2 yaitu :
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
2. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Namun narkoba juga bisa diambil manfaatnya, contohnya biji ganja yang digunakan sebagai sumber minyak. Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan. Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong. Jadi “KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA” jika ingin masa depanmu cerah.
3. “PERANAN MAHASISWA TERHADAP MASYARAKAT”
Mahasiswa merupakan makhluk istimewa. Mereka ada pada lapisan umur yang memungkinkan untuk menjadi energenic dan cocok untuk menjadi pelopor perbaikan keadaan. Secara definitif, mahasiswa berasal dari dua suku kata yaitu kata maha dan siswa. Kata maha mempunyai arti paling tinggi atau lebih tinggi, sementara kata siswa merupakan seorang yang terpelajar (baik secara individu maupun kelompok). Jadi, mahasiswa dalah seorang yang terpelajar yang mempunyai kedudukan tertinggi diantara pelajar-pelajar lainnya (dalam tingkatan akademik seperti SD, SMP, dan SMA). Secara definitif mahasiswa memperoleh predikat yang istimewa dimata masyarakat karena dalam keistimewaan tersebut terdapat suatu harapan yang nantinya mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpin. Secara fungsi mahasiswa mempunyai 2 peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, mahasiswa sebagai manager dan kedua mahasiswa sebagai pencetus gagasan. Peran yang pertama lebih berorientasi pada tindakan, yaitu lebih menekankan masalah “how to get things done” sehingga peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang menunjang penyelesaian masalah dalam suatu bidang ilmu-ilmu managemen yang bersifat teknokrasi. Dan peran kedua lebih berorientasi pada kegiatan pemikiran, yaitu lebih pada kerja “asah otak” untuk melahirkan kemungkinan alternatif sehingga dalam prakteknya peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang mengutamakan kontemplasi. Walaupun kedua fungsi itu umumnya ditemukan pada pribadi yang berbeda, namun kadang keduanya juga dapat ditemui pada satu pribadi. Peran-peran tersebut memerlukan satu syarat utama, yaitu belajar bermasyarakat, terutama belajar memimpin masyarakat Belajar menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan secara bersama pada dasarnya adalah belajar berpolitik. Dengan demikian, tujuan mahasiswa adalah untuk memahami fenomena-fenomena yang terdapat dalam suatu tatanan yang disebut masyarakat baik dari segi politik, ekonomi, sosial, dll. Untuk mencapai tujuan tersebut maka interaksi yang inten sangatlah diperlukan guna menghindari hal-hal yang bersifat miskomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar