Rabu, 23 Februari 2011

kiat-kiat belajar di perguruan tinggi?


a.       Bagaiman kiat-kiat belajar di Perguruan Tinggi ?
1.      Mekanisme Mengikuti Kuliah.
Jangan datang terlambat, karena bila teman-teman terlambat maka akan kehilangan momen penting. Bila momen tersebut hilang, maka akan sulit untuk menyesuaikan diri pada laju perkuliahan & laju penyampaian materi yang membahas materi kuliah pada saat itu. Materi ini biasanya disampaikan dengan padat.
Periksalah materi perkuliahan dengan baik sebelum datang ke ruang kuliah.
2.      Sebaiknya teman-teman telah mempelajari terlebih dahulu materi sebelumnya dan membaca materi yang akan diajarkan. Jika masih belum mengerti, diskusikanlah materi tersebut dengan dosen pengajar pada awal kuliah. Akan lebih baik lagi bila teman-teman membaca materi yang akan diajarkan sehingga pada saat perkuliahan teman-teman telah memiliki gambaran perkuliahan secara umum & tidak terlalu asing dengan istilah-istilah baru yang digunakan dalam perkuliahan.
Jangan dengan sengaja meninggalkan kuliah.
3.      Perkuliahan adalah suatu rangkaian penyampaian materi. Jika teman-teman sekali tidak ikut kuliah, maka teman-teman harus belajar sendiri untuk memahami materinya, dan jika materi tersebut belum dikuasai, maka akan sukar untuk memahami materi berikutnya. Perlu diingat bahwa hampir seluruh mata kuliah mensyaratkan agar dapat mengikut ujian, persentase kehadiran harus lebih dari 90 %.
Berpakaianlah secara sopan dan rapi.
4.      Cara berpakaian seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut. Berpakaian rapi meliputi mentaati norma dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat serta menutupi seluruh aurat dengan baik. Dengan berpakaian rapi selain tidak mengganggu orang lain juga menunjukkan bahwa kita memiliki norma dan sistem nilai yang luhur. Diwajibkan bagi para mahasiswa memakai sepatu saat menghadap dosen dan menghadiri perkuliahan.

b.      Apa makna kata “sukses”  menurut Anda ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sukses memiliki arti yang sederhana tapi mendalam. Kata "sukses" didefinisikan sebagai berhasil atau beruntung. Jadi sukses menurut saya adalah suatu keberhasilan atau keberuntungan yang telah dicapai seseorang dalam waktu yang cukup lama baik yang disengaja maupun tidak yang dibutuhkan suatu proses dan usaha untuk mencapainya. Ada juga yang mengatakan sukses tak dapat dilepaskan dengan proses pengembangan diri. Di bawah ini adalah bukti sukses tak dapat dilepaskan dengan proses pengembangan diri :
1.Sukses itu berawal dari mimpi.
2. Sukses itu selalu bermula dari proses belajar.
3.Sukses itu pengembangan diri. Tiada kesuksesan tanpa melalui proses pengembangan potensi diri.
4.Sukses itu adalah proses bukan hasil.
5.Sukses itu adalah perjalanan bukan tujuan.
6.Sukses itu adalah penggunaan maksimal segenap potensi, bakat dan kemampuan.
7.Sukses itu cukup sedikit di atas rata-rata.


c.       Apa yang Anda lakukan setelah lulus kuliah nanti ?
Setelah nanti saya lulus kuliah saya ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi untuk bekal saya untuk melamar pekerjaan.

d.      Apa yang dimaksud dengan “sarjana membumi” ?
Sarjana membumi adalah orang yang pintar / sukses di bidang apapun serta ilmu-nya berguna bagi orang lain dan berguna bagi perusahaan yang terkenal.


rangkuman


BAB 2
TEORI ORGANISASI KLASIK

            Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang-kadang disebut juga teori tradisional. Dampak teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh, organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik telah ada ribuan tahun yang lalu, seperti yang dikenal dalam kerajaan Mesir, China, dan kekaisaran Romawi. Para teoritisi klasik menekankan pentingnya “rantai pemerintahan” dan penggunaan disiplin, aturan dan supervasi ketat untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama. Ketiganya juga memunyai efek yang sama dalam praktek, dan semuanya dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok penulis yang bekerja secara terpisah dan tidak saling berhubungan. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi, dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja bersama.
TEORI BIROKRASI
            Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut : organisasi itu legal karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan, prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja yang jelas.
2.      Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.      Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
4.      Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.      Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6.      Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.


TEORI ADMINISTRASI
            Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagaian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndali Urwickdari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.

Henri Fayol
            Henri Fayol (1841-1925), seorang industrialis dari Perancis, pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 kelompok :
1.      Kegiatan-kegiatan teknikal (produksi, manufacturing adaptasi)
2.      Kegiatan-kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
3.      Kegiatan-kegiatan finansial (pencarian suatu penggunaan optimum modal)
4.      Kegiatan-kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi)
5.      Kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi laba, statistik)
6.      Kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan)
Fayol mengemukakan dan membahas kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi. Prinsip-prinsip dari Fayol tersebut secara ringkas dapat diuraikan sbb :
1.      Pembagian kerja (division of work)
2.      Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsible)
3.      Disiplin (discipline)
4.      Kesatuan perintah (unity of command)
5.      Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.      Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interests to general interests)
7.      Balas jasa (remuneration of personel)
8.      Sentralisasi (centralization)
9.      Rantai skalar (scalar chain)
10.  Aturan (order)
11.  Keadilan (equity)
12.  Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13.  Inisiatif (initiative)
14.  Semangat korps (esprit de corps)
URWICK DAN GULICK: MOONEY DAN REILLY
            Selama tahun 1920 an dan 1930 an, sejumlah teoritisi lain terutama yang terlibat dalam praktek-praktek manajemen dan konsultasi mengemukakan pandangan-pandangan mereka atas dasar konsep-konsep yang dinyatakan oleh Fayol. Dua diantaranya, Luther Gulick dan Lyndall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnya A Technical Problem dan The Function of  Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat” dan penggunaan staf.
MANAJEMEN ILMIAH
            Bagian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah (Scientific Management). Dalam buku-buku literatur, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1.      Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2.      Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3.      Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
4.      Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah.

TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL
            Teori organisasi klasik hamper sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Definisi Organisasi Formal
            Empat unsure pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam literatur-literatur manajemen adalah :
1.      Sistem kegiatan yang terkoordinasi.
2.      Kelompok orang.
3.      Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Definisi organisasi formal dapat didapatkan dengan menggabungkan unsure-unsur tersebut. Organisasi formal adalah sistem kegiatan yag terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik
            Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sbb :
1.      Kekuasaan.
2.      Saling melayani.
3.      Doktrin.
4.      Disiplin.


BAB 3
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

            Tiga aliran pemikiran klasik yang telah dijelaskan dalam teori-teori klasik adalah teori birokrasi, teori administrasi, dan aliran manajemen ilmiah. Aliran pemikiran lebih lanjut yang muncul digambarkan sebagai neoklasik, dan secara sederhana dikenal sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi (the human ralations movement). Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Atas dasar anggapan ini teori neoklasik mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.
PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK           
            Teori neoklasik sebenarnya bukan merupakan teori baru yang muncul seperti teori klasik. Teori neoklasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Dengan ilmu pengetahuan tersebut penganut teori hubungan manusiawi menunjukkan bagaimana tiang dasar konsepsi klasik sangat ditentukan oleh kegiatan manusia.
Percobaan-percobaan Hawthorne
            Permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi (teori neoklasik) ditandai dengan percobaan-percobaan Hawthrorne yang dilakukan dari tahun 1924-1932. Percobaan-percobaan ini dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga Riset Nasional). Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan. Percobaan kedua dimulai pada bulan April tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik. Dari hasil penelitian ini, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa hubungan sosial atau manusiawi di antara pekerja, peneliti dan penyelia (supervisor) lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja di atas. Bulan November tahun 1931 percobaan terakhir dimulai. Tujuan observasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.
KRITIK DAN “USUL” PERUBAHAN NEOKLASIK PADA TRIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL
            Kritik dan perubahan-perubahan yang “diusulkan “ oleh teori organisasi klasik dapat diuraikan berikut ini :
A.    Pembagian Kerja (Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yng disebut anomie. Anomie adalah situasi di mana pedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan disiplin diri menjadi berkurang (“lack of self-discipline”). Disamping itu orang menjadi bingung, takut bertanya dan merasa diabaikan (“alones among many”).
B.     Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses skalar dan fungsional (scalar and functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Ansumsi yang dipergunakan teori klasik mengenai proses pendelegasian adalah bahwa kapasitas (kemampuan) individu sama dengan wewenang (memerintah dan menugaskan) fungsinya.
C.     Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
D.    Rentang Kendali
Neoklasik menyatakan bahwa rentang kendali atau rasio atasan bawahan adalah tidak selalu 1 : 8 dsb. Penerapan rasio penentuan fungsi manusia yang pasti ini adalah tidak masuk akal, karena penentuan rentang sangat tergantung pada perbedaan individu dalam kemampuan manajemennya, tipe orangnya, efektivitas komunikasi, fungsi pengawasan formal, serta derajat sentralisasi.

PANDANGAN NEOKLASIK TERHADAP ORGANISASI INFORMAL
            Titik tekanan teori neoklasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Faktor-faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal, antara lain :
1.      Lokasi
2.      Jenis pekerjaan
3.      Minat (interests)
4.      Masalah-masalah khusus
Selama pendakatan menghadapi organisasi informal dipusatkan pada manajemen, cukup beralasan untuk memperkirakan bahwa standar dan norma-norma kelompok informal dapat menyebabkan tidak jalannya kebijaksanaan organisasi formal. Usaha yang lebih baik bagi manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja dengan organisasi informal yang dapat menghasilkan keselarasan pandangan organisasi formal dan informal.


BAB 4
TEORI ORGANISASI MODERN

            Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga analisa sistem pada organisasi.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN
            Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah dibuat sebelumnya. Teori modern dalam banyak hal yang mendasar berbeda dengan teori klasik. Pertama, teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi. Kedua, ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar, dan vertikal. Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem. Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi. Disini dikemukakan pentingnya perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, komunikasi, motivasi, dan integrasi demi kesuksesannya operasi tujuan-tujuan organisasi. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistik. Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri atas 3 unsur : (1) unsure struktur yang bersifat makro, (2) unsur proses yang juga bersifat makro dan (3) unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro. Ketiganya saling kait-mengait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
TEORI SISTEM UMUM
            Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal.

Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
            Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, ekologi, operations research, dan banyak bidang-bidang lainnya. Faktor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional analitiknya, ketergantungannya pada data riset empirik, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu sistem.

PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
a)      Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik.
b)      Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan keperilakuan (behavior approach) muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini, sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach).
c)      Perilaku Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif.
d)     Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem.
e)      Pendekatan Contingency (Situasional)
Pendekatan contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.